Saat Kembali Ditinggal Bekerja

Ketika menghitung hari seiring berakhirnya masa cuti melahirkan, rasanya sediiiih banget plus khawatir. Sedih karena gak bisa lagi seharian penuh bersama anak-anakku tercinta. Khawatir kalau-kalau Kai tantrum melihat saya pergi ke kantor, apalagi di hari-hari menjelang saya bekerja, Kai masih belum mau ditinggal sebelum berbaris dan masuk kelas bersama. Rasa khawatir juga jika si kecil Qudsi rewel tidak dibuai ibunya dan harus minum asi perah (asip) dari botol.

Jujur, kegusaran tersebut membuat saya sempat stress di hari-hari menjelang saya kembali bekerja, ditambah lagi ART yang biasa datang setiap hari menyatakan tidak bisa datang di hari pertama saya masuk kantor. Hal ini membuat saya tambah tidak bisa tidur malam sehingga saya hanya bisa mohon sama Allah agar dilancarkan dan dimudahkan segala urusan dengan cara yang damai.

Maka ketika hari pertama kembali bekerja pada 4 September lalu, saya cuma bisa pasrah… La hawla wa la quata illabillah. Saya pun meninggalkan Qudsi bersama eyangnya (ibu saya. Red) dengan stok asip di freezer beserta botol-botol dot yang sudah disteril. Saya juga meninggalkan Kai bersekolah. Namun di hari pertama saya ngantor, Kai bersama ayahnya mengantarkan saya ke stasiun naik motor. Kami berpisah di pintu stasiun. Lalu mereka menuju TK Mutiara.

Cemas berkecamuk di pikiran saya. Namun menurut penuturan suami saya, Kai happy happy saja ditinggal ayahnya. Dengan riang gembira ia main perosotan bersama teman-temannya. Alhamdulillah… 🙂

Kai bersiap ke sekolah :)

Kai bersiap ke sekolah 🙂

Semakin lega hati ini ketika siang hari dapat sms dari ibu saya, bahwa Kai dan Qudsi tidak rewel. Kai mau pulang dijemput ojek langganan. Bahkan Kai membantu eyangnya selama di rumah, mulai dari memasukkan baju yang sudah kering ke dalam lemari, sampai makan sendiri tanpa disuapi. Alhamdulillahirabbil’alamiin. Makin berseri hati ini ketika petang hari pulang ke rumah disambut riang sang buah hati di muka pintu… Masyaallah 🙂

Ternyata ketakutan dan kekhawatiran itu hanya ada dalam pikiran kita. Sebaik-baik Penjaga, Pengasuh, dan Perawat anak-anak kita adalah Allah SWT, karena mereka adalah milik-Nya. Kita, orang tua mereka, hanya dititipi-Nya. Dan sebagai orang yang dititipi tak jarang kita lalai.

Ya Allah, semoga kami tak pernah alpa dari menyertakan-Mu dalam mengasuh dan membesarkan anak-anak kami. Amin.

Leave a comment

4 Comments

  1. Biasanya anak2 memang jaim tatkala ditinggal ibunya bekerja. Saat ibunya pulang di sore hari, baru mereka berulah. Demikian laporan dari sumber-sumber yang layak dipercaya

    Reply
  2. Oh ya dok? Sejauh ini ulah Kai ketika tahu ibunya pulang langsung cerita panjang lebar tentang apa yg dialaminya seharian dan adiknya minta nenen hehehe… 🙂

    Reply
  3. ternyata mompa asip itu harus usaha banget ya..kemarin nyoba pake tangan cuma dapat dikit

    Reply
    • Awal2 memang begitu Zen, lama2 pasti dapet banyak kok… Bisa karna biasa lah. Saya selalu memerah asip pake tangan dan jarang bgt pake alat pompa, soalnya males ribet bolak-balik cuci steril alat pompa… Sementara klo pake tangan cukup cuci tangan saja n mnurut saya lebih higenis krn asi langsung masuk ke botol.

      Reply

Leave a reply to faziazen Cancel reply